Melakukan yang Terbaik

  Dalam hidup ini tentu saja tidak lepas dari yang namanya masalah atau hambatan. Bahkan untuk bernafas saja  kita perlu untuk menggunakan beberapa ATP yang ada di sel tubuh kita untuk menghilangkan hambatan yang ditimbulkan oleh gradien konsentrasi yang berbeda jauh antara sisi dalam dan sisi luar membran sel.
  Setiap insan pastinya mempunyai peran mereka masing-masing di dalam struktur kehidupan bermsayarakat yang terjadi di sekitar kita dan kita merupakan salah satu substansi pembentuk struktur tersebut. Telah menjadi sebuah naluri alamiah manusia untuk mendapat pengakuan akan kehadirannya di tengah-tengah keramaian hidup ini. Banyak dari kita bahkan melakukan hal-hal yang tidak manusiawi untuk mendapatkan perhatian tersebut. Mereka merupakan sekelompok orang yang lalai akan tujuan hidup yang sebenarnya.
  Tujuan hidup bagi seorang muslim adalah tidak lain mengabdikan dirinya untuk pencptanya yaitu Allah SWT. Hal tersebut telah dinyatakan oleh sang Khaliq secara gambalang di kitab suci Al-quranul karim di salah satu bagian dari kalm-kalam-Nya yang memukau. Dari poin ini kita bisa enarik segala sesuatu yang berasal dari perilaku kita sehari-hari pakah kita telah menuju ke tujuan hidup kita yang sebenarnya ataukah hanya mengejar bayang-bayang semu belaka? untuk itu marilah kita renungkan sejenak.
  Manusia terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Kalimat tersebut saya kutip dari sabda Nabi yang seharusnya sudah kita dengar dari berbagai sumber. Untuk membahasnya saya ingin mengambil dari sudut pandang seorang anak SMA di salah satu sekolah terbaik di negri ini.
  Masa-masa SMA merupakan masa yang penuh tantangan dan rasa penasaran yang amat tinggi. Kedua hal tersebut ditambah dengan kondisi sekolah yang berasrama yang membuat kita jauh dari orang tua sehingga merasa bebas dari pengawasan dan sebangsanya. Namun, dengan keadaan kita yang jauh dari pengawasan orang tua merupakan pelajaran tersendiri -bagi orang yag sadar- untuk enjadi insan-insan yang lebih mandiri dengan tidak menggantungkan urusan peribadi kepada orang tua.
  Masa-masa SMA adalah waktu yang paling tepat untuk mencoba segala hal. Tentunya hal-hal yang positif yang bisa meningkatkan kualitas pribadi kita sehingga kedepannya berguna untuk kehidupan bermasyarakat. Salah satu hal positif yang saya maksud adalah keaktifan kita di dunia organisasi baik yang resmi maupun organisasi masyarakat sekolah. 
  Organisasi jenis pertama yaitu organisasi resmi seperti OSIS merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan energi ekstra kita untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat -ini berlaku di sekolah saya- sehingga kita tidak membuang kesempatan dan waktu kita untuk hal-hal yang sia-sia belaka. Di sebuah organisasi pasti ada pengurus yang aktif dan juga ada yang pasif bahkan malas-malasan. Orang-orang yang nantinya akan mendapat manfaat yang besar dari kegiatan organisasi tentunya pengurus yang aktif. Hal ini dikarenakan pengurus yang aktif akan selalu mencoba hal-ha baru di ruang lingkup organisasi itu sehingga ia mendapatkan pengalaman yang lebih dari teman-teman seusianya.
  Salah satu sikap aktif kita di organisasi adalah dengan aktif untuk menjadi panitia dari suatu acara organisai tersebut baik yang bersifat internal atau malahan yang bersifat eksternal dan sebagai mercusuar dari organisasi tersbut. Namun, laigi-lagi muncul sebuah persoalan ketika seseorang yang ingin sekali berperan aktif di sebuat kepanitiaan akan tetapi para pemegang kebijakan memutuskan untuk tidak memiih dia atau job yang ia dapat ternyata tidak mampu menunjukkan keaktifannya di kepanitiaan tersebut.
  Perlu kita pikirkan ulang bahwa untuk menjadi orang yag aktif di organisasi dan kemudian menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain tidak harus menjadi peegang jabatan-jabatan strategis di organisasi. Hal ini sangatlah masuk akal dikarenakan tidak mungkin sebuah organisasi mempunyai pimpinan lebih dari satu. Jadi, jika kita masih belum mampu untuk mendapat amanah itu tidak perlu berkecil hati karenya karen amanah merupakan takdir tuhan yang akan diberikan ke orang yang telah dirasa mampu utnuk mengembannya.
  Untuk menyelesaikan persoalan di atas, sederhana saja, yaitu merubah mindset atau pola pikir kita tentang makana orang yang paling bermanfaat. Orang yag paling bermanfaat itu bukanlah pak ketua-ketua yang keren atau koordinator-koordinator yang kece kok. Namun lebih kepada pribadi yang senang menolong orang sehingga ia memberi manfaat positif kepada lingkungan sekitarnya.
  Kesimpulannya, untuk menjadi orang yang memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan organisasi adalah dengan mendedikasikan sepenuhnya seluruh kemampuan yang kita miliki untuk memberi sumbangsih semakasimal kita dengan memperhatikan juga kondisi kita baik akademik, kemampuan, kesempatan, dll. sehingga meskipun orang lain tidak bertepuk tangan untuk kita atau bahakan diri kita sendiri tidak meras kita telah membantu apa-apa tetapi sejatinya kita telah menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain yang tidak lain merupakan manusia terbaik menurut hadist Nabi. Wallahu a'alam bishowwab.

Posting Komentar

Start typing and press Enter to search